Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla): Penyebab, Dampak, dan Cara Pencegahannya

Setiap musim kemarau, sebagian wilayah Indonesia sering diselimuti kabut asap. Fenomena ini bukan karena hujan yang tertahan, melainkan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus berulang setiap tahun.

Karhutla bukan sekadar soal api yang membakar pepohonan—ini adalah masalah serius yang berdampak langsung pada lingkungan, kesehatan, dan kehidupan manusia.

Apa Itu Karhutla

Secara sederhana, karhutla (kebakaran hutan dan lahan) adalah peristiwa terbakarnya area hutan atau lahan, baik secara alami maupun karena ulah manusia.

Di Indonesia, penyebab terbesar biasanya pembukaan lahan dengan cara dibakar karena dianggap cepat dan murah. Namun akibatnya, api sulit dikendalikan dan menyebar luas.

Kebakaran alami memang bisa terjadi akibat suhu ekstrem atau gesekan ranting kering, tetapi kasus seperti ini jauh lebih jarang dibanding ulah manusia.

Penyebab Utama Karhutla

Ada beberapa faktor yang membuat karhutla mudah terjadi, di antaranya:

  • Pembukaan lahan dengan cara membakar.
    Praktik ini masih banyak dilakukan untuk perkebunan sawit atau pertanian. Padahal, saat angin kencang, api bisa menjalar ke area hutan sekitarnya.
  • Kekeringan dan suhu tinggi.
    Musim kemarau panjang membuat dedaunan dan ranting jadi bahan bakar alami bagi api.
  • Kelalaian manusia.
    Puntung rokok yang dibuang sembarangan atau api unggun yang tidak dipadamkan bisa memicu kebakaran besar.
  • Minimnya pengawasan dan sistem deteksi dini.
    Beberapa daerah rawan karhutla belum memiliki sistem pemantauan suhu dan kelembapan yang memadai.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ribuan hektar hutan di Indonesia terbakar setiap tahunnya, terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatera.

Dampak Karhutla yang Tidak Bisa Dianggap Remeh

Karhutla bukan hanya merusak hutan—dampaknya menjalar ke berbagai aspek kehidupan.

1. Dampak Lingkungan

  • Rusaknya habitat satwa liar.
  • Hilangnya tutupan hutan yang berfungsi menjaga air tanah dan udara.
  • Meningkatnya emisi karbon yang mempercepat perubahan iklim.

2. Dampak Kesehatan

  • Asap tebal dari karhutla mengandung partikel berbahaya (PM2.5) yang bisa memicu ISPA, asma, dan gangguan jantung.
  • Anak-anak dan lansia adalah kelompok yang paling rentan.

3. Dampak Sosial dan Ekonomi

  • Gangguan transportasi udara dan darat akibat kabut asap.
  • Penurunan hasil panen karena abu dan suhu ekstrem.
  • Kerugian besar bagi sektor pariwisata dan aktivitas masyarakat.

Cara Mencegah dan Menanggulangi Karhutla

Pencegahan jauh lebih mudah dan murah dibanding memadamkan api yang sudah menyebar. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

1. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Jangan pernah membuka lahan dengan cara membakar, sekecil apa pun areanya. Gunakan metode lain seperti pembersihan mekanis atau bioteknologi.

2. Patroli dan Deteksi Dini

Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama membangun sistem peringatan dini, patroli hutan, dan pos siaga kebakaran di area rawan.

3. Siapkan Peralatan Pemadam

Memiliki alat pemadam api ringan (APAR) di area perkebunan, gudang, atau pos penjaga hutan bisa membantu menghentikan api sebelum membesar.
Pastikan APAR diperiksa rutin, tekanan stabil, dan isinya sesuai standar keselamatan.

4. Melindungi Diri dari Asap

Bagi warga yang terdampak, gunakan masker N95, tutup ventilasi rumah, dan hindari aktivitas di luar ruangan saat kabut asap tebal.

Penutup: Mencegah Lebih Baik daripada Memadamkan

Karhutla bukan hanya urusan pemerintah atau petugas pemadam, tetapi tanggung jawab kita semua.
Menjaga hutan berarti menjaga udara yang kita hirup dan kehidupan generasi berikutnya. Setiap langkah kecil, termasuk memastikan kesiapsiagaan terhadap risiko kebakaran, bisa memberikan dampak besar.

Sebagai bentuk kepedulian, pastikan lingkungan kerja atau tempat usaha Anda sudah dilengkapi APAR berkualitas dan perlengkapan keselamatan yang memadai. Temukan produk resmi dan bersertifikat di Starkpro.co.id.

Chat via WhatsApp
Scroll to Top